6.
Gendang Karo
Gendang karo atau gendang lima si dalinen terdiri
dari lima perangkat alat musik tabuh (perkusi)
yang dimainkan oleh lima orang pemusik. Kelima perangkat tersebut adalah satu penaruné, dua penggual, dan dua si malu gong. Gendang Lima
sedalanen disebut karena ensambel musik tersebut terdiri dari lima instrumen
musik, yaitu Sarune (aerofon), gendang indung (membranofon), gendang anak
(mebranofon, gung, dan penganak. Namun biasa juga disebut dengan gendang lima
sedalanen, ranggutna sepulu dua, yaitu angka dua belas untuk hitung-hitungan
perangkat yang dipergunakan seluruhnya, termasuk stik atau alat memukul
instrumen musik tersebut.
7. Gendrum
Gendrum adalah sebuah alat musik hibrida antara gendang dan drum yang dirancang oleh Siswo Harsono pada
tahun 1992.
Alat musik tersebut biasanya diaplikasi dalam kesenian Gambang Semarang dan
dapat juga diaplikasikan dalam kesenian lain seperti jaipongan, campursari,
ataupun dangdut.
Gendrum terdiri dari sebuah kendang jaipong, sebuah kendang batangan, dua buah ketipung (panepak), dua buah ketibung (ketipung besar), sepasang bongo, cowbells, drum bass,
dan seperangkat simbal yang terdiri atas sebuah ride, crash,
splash, dan china.
Gendrum
merupakan seperangkat perkusi yang dimainkan oleh seorang pemain
gendrum (gendrumer), dan bukan oleh sekelompok pemain perkusi. Kombinasi
perkusi yang terdapat dalam perangkat gendrum merupakan satu kesatuan harmoni
yang sudah disetem sesuai keperluan. Teknik permainan yang diaplikasi oleh
Siswo Harsono dinamakan "tepak campursari". Permainan tepak
campursari ala Siswo Harsono memiliki keragaman tepak yang mengombinasikan
permainan kendang jaipong, bongo, drum, dan simbal. Tepak campursari ini
diaplikasi oleh Siswo Harsono dalam pengembangan seni Gambang Semarang yang
dilakukan oleh Fakultas Sastra Universitas Diponegoro, Semarang.
8.
Kacapi
Kacapi merupakan
alat musik Sunda yang
dimainkan sebagai alat musik utama dalam Tembang Sunda atau
Mamaos Cianjuran dan kacapi suling.
Kata kacapi dalam bahasa Sunda juga
merujuk kepada tanaman sentul, yang dipercaya kayunya digunakan untuk membuat alat
musik kacapi. Bentuk Kacapi parahu adalah suatu kotak resonansi yang
bagian bawahnya diberi lubang resonansi untuk memungkinkan suara keluar.
Sisi-sisi jenis kacapi ini dibentuk sedemikian rupa sehingga menyerupai perahu.
Di masa lalu, kacapi ini dibuat langsung dari bongkahan kayu dengan memahatnya,
Kacapi siter merupakan kotak resonansi dengan
bidang rata yang sejajar. Serupa dengan kacapi parahu, lubangnya ditempatkan
pada bagian bawah. Sisi bagian atas dan bawahnya membentuk trapesium.
Untuk kedua jenis kacapi ini, tiap dawai diikatkan pada suatu sekrup
kecil pada sisi kanan atas kotak. Mereka dapat ditala dalam berbagai sistem: pelog,sorog/madenda, atau salendro.
Saat ini, kotak resonansi kacapi dibuat dengan cara mengelem sisi-sisi enam
bidang kayu.
9. Kerinding
Karinding merupakan salah satu alat musik tiup tradisional Sunda. Ada
beberapa tempat yang biasa membuat karinding, seperti di lingkung Citamiang, Pasirmukti, (Tasikmalaya),
Lewo Malangbong,
(Garut),
dan Cikalongkulon (Cianjur) yang dibuat dari pelepah kawung (enau). Di Limbangan dan Cililin
karinding dibujat dari bambu, dan yang
menggunakannya adalah para perempuan,
dilihat dari bentuknya saperti tusuk biar mudah ditusukan di sanggul rambut.
Dann bahan enau kebanyakan dipakai oleh lelaki, bentuknya lebih pendek biar
bisa diselipkan dalam wadah rokok. Bentuk karinding ada tiga ruas.
Cara Memainkan Karinding disimpan di bibir, terus tepuk bagian pemukulnya biar
tercipta resonansi suara. Karindng biasanya dimainkan secara solo atau grup (2
sampai 5 orang). Seroang diantaranya disebut pengatur nada atau pengatur ritem.
Di daerah Ciawi, dulunya karinding dimainkan bersamaan
takokak (alat musik bentuknya mirip daun). Secara konvensional menurut
penuturan Abah Olot nada atau pirigan dalam memainkan karinding ada 4 jenis,
yaitu: tonggeret, gogondangan, rereogan, dan iring-iringan.
10.
Kolintang
Kolintang atau kulintang adalah alat musik yang
terdiri dari barisan gong kecil yang diletakkan mendatar. Alat
musik ini dimainkan dengan diiringi oleh gong tergantung yang lebih besar dan drum. Kolintang merupakan
bagian dari budaya gong Asia Tenggara,
yang telah dimainkan selama berabad-abad di Kepulauan
MelayuTimur - Filipina, IndonesiaTimur, Malaysia Timur,Brunei,
dan Timor. Alat musik ini berkembang dari tradisi
pemberian isyarat sederhana menjadi bentuk seperti sekarang. Kegunaannya bergantung pada peradaban
yang menggunakannya. Dengan pengaruh dari Hindu,Buddha, Islam, Kristen,
dan Barat,
Kulintang merupakan tradisi gong yang terus berkembang.
Alat musik ini dibuat dari kayu lokal yang ringan namun kuat seperti telur,bandaran, wenang, kakinik kayu cempaka, dan yang mempunyai
konstruksi fiber paralel. Nama kolintang berasal dari suaranya: tong (nada rendah), ting(nada tinggi) dan tang (nada biasa). Dalam bahasa daerah,
ajakan "Mari kita lakukan TONG TING TANG" adalah: " Mangemo
kumolintang". Ajakan tersebut akhirnya berubah menjadi kata kolintang.
11. Ketipung
Ketipung adalah salah alat musik tradisional Indonesia yang berbentuk menyerupai Gendang tetapi memiliki ukuran lebih kecil. Ketipung dibuat dari kayu yang
dibubut, kemudian kemudian diberi lubang di tengahnya berukuran 20cm hingga 40
cm. Bunyi yang dihasilkan biasanya menghasilkan musik Keroncong, Dangdut, dan Melayu.
12. Pereret Pengasih-asih
Pereret adalah alat musik kuno sejenis trompet yang terbuat dari bahan kayu yang dibentuk sedemikian rupa sehingga
menjadi trompet. Pengasih - asih adalah
guna - guna ( pelet ) sedangkan jodoh adalah pasangan yang layak sebagai suami
atau istri.
Alat musik ini banyak dibuat di daerah Jembrana, Bali. Biasanya alat musik
ini digunakan untuk mengiringi kesenian Sewo Gati. Cara
menggunakan Pereret ini adalah dengan meniup alat tersebut sehingga keluar
suara yang sangat merdu dan menawan hati.
13. Rebab
Rebab
adalah jenis alat
musik senar yang dinamakan demikian paling lambat dari abad ke-8 dan menyebar
melalui jalur-jalur perdagangan Islam yang lebih banyak dari Afrika Utara, Timur Tengah,
bagian dari Eropa, dan Timur Jauh.
Beberapa varietas sering memiliki tangkai di bagian bawah agar rebab dapat
bertumpu di tanah, dan dengan demikian disebut rebab tangkai di daerah
tertentu, namun terdapat versi yang dipetik seperti kabuli
rebab (kadang-kadang
disebut sebagai robab atau rubab).
Ukuran rebab biasanya kecil, badannya bulat, bagian depan yang tercakup
dalam suatu membran seperti perkamen atau kulit domba dan memiliki leher panjang terpasang.
Ada leher tipis panjang dengan pegbox pada akhir dan ada satu, dua atau tiga senar. Tidak ada papan nada. Alat musik ini
dibuat tegak, baik bertumpu di pangkuan atau di lantai. Busurnya biasanya lebih melengkung daripada
biola.
https://id.wikipedia.org/wiki/Daftar_alat_musik_Indonesia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar